Apakah Olimpiade terlalu Barat?

pukul 02.16

Paris tampil memukau pada hari Minggu, setelah menjadi tuan rumah Olimpiade dan Paralimpiade selama enam minggu terakhir.

Olimpiade berikutnya akan diadakan di Los Angeles, Amerika Serikat. Ini akan menjadi Olimpiade kelima yang pernah diselenggarakan di tanah AS. Ini juga akan menjadi ketiga kalinya LA menjadi tuan rumah. Kota Brisbane di Australia akan mengambil alih pada tahun 2032. Australia telah menjadi tuan rumah dua Olimpiade – pertama pada tahun 1956 dan kedua pada tahun 2000.

Sementara itu, India masih berada di pinggir lapangan, meskipun memiliki populasi terbesar di dunia. Demikian pula, Afrika memiliki 1,5 miliar penduduk, namun tidak ada satu pun negara Afrika yang menjadi tuan rumah Olimpiade.

Akankah tahun 2036 menjadi titik balik?

Ini tidak berarti bahwa Komite Olimpiade Internasional (IOC) bias. IOC harus memilih kota tuan rumah yang dapat meningkatkan citra Olimpiade dan Paralimpiade. Beberapa negara berkembang tidak memiliki dana dan infrastruktur untuk menyelenggarakan acara olahraga global.

Namun, negara-negara Barat telah menyelenggarakan delapan dari 10 Olimpiade terakhir – Beijing 2008 dan Rio 2016 merupakan satu-satunya pengecualian. IOC telah mengatakan bahwa inklusivitas adalah bagian penting dari misinya, dengan menambahkan ‘bersama’ pada motto Olimpiade yang terkenal, ‘lebih cepat, lebih tinggi, lebih kuat’ pada tahun 2021. Jadi, apakah keadaan akan berubah pada tahun 2036?

Mesir mengumumkan pada bulan Agustus bahwa mereka akan mengajukan diri untuk menjadi tuan rumah Olimpiade tersebut. Negara Afrika Utara itu membuka stadion sekitar 50 kilometer dari Kairo tahun ini. Disebutkan bahwa mereka mungkin akan membangun 20 fasilitas lain yang dapat digunakan untuk acara olahraga besar.

Sementara itu, India semakin dekat untuk mengajukan tawaran. Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan tahun lalu bahwa negaranya akan menargetkan untuk menjadi tuan rumah pada tahun 2036. India memiliki beberapa pengalaman dengan tontonan olahraga, menjadi tuan rumah turnamen kriket tahunan IPL serta Commonwealth Games pada tahun 2010.

Perlombaan untuk membuat sejarah

Namun, ada negara lain yang mungkin berharap untuk mengukir sejarah mereka sendiri. Negara dengan mayoritas Muslim tidak pernah menjadi tuan rumah Olimpiade; begitu pula negara di Timur Tengah. Qatar mengajukan tawaran untuk menjadi tuan rumah acara 2032, tetapi kalah dari Brisbane di Australia. Negara ini menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA dua tahun lalu dan laporan menunjukkan bahwa negara ini mungkin mencoba memanfaatkan keberhasilan itu dengan mengajukan tawaran untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2036.

Indonesia memiliki populasi Muslim terbesar di dunia dan kini tengah membangun ibu kota barunya, Nusantara. Belum jelas apakah pemerintah negara itu akan mengajukan tawaran untuk penyelenggaraan acara 2036, tetapi pejabat Indonesia bertemu dengan Presiden IOC Thomas Bach bulan lalu. Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengunggah di media sosial, mengatakan “Indonesia berpotensi menjadi tuan rumah acara olahraga internasional, termasuk Olimpiade.”

Turki mungkin menjadi pesaing lainnya. Letaknya di persimpangan Eropa dan Asia, menempatkannya di zona waktu yang tepat bagi jaringan TV yang ingin memaksimalkan jumlah pemirsa di kedua benua. Turki juga bersiap untuk menguji kemampuannya dalam acara besar, European Games 2027.

Olimpiade modern akan berusia 140 tahun saat Olimpiade 2036 dimulai. IOC belum mengatakan kapan akan menunjuk kota tuan rumah. Paris mendapat lampu hijau tujuh tahun sebelum Olimpiade 2024 dimulai, sementara Brisbane mendapat pemberitahuan 11 tahun sebelumnya.

Namun, kapan pun pengumuman itu tiba, sejumlah negara akan berpendapat bahwa itu bukanlah saat yang terlalu cepat.

Berlangganan ke Papan cerita: Buletin mingguan memberikan Anda yang terbaik dari CGTN setiap hari Jumat