Hari Ibu di Tiongkok

Hari Ibu di Tiongkok 母亲节 (mǔqīnjié) dirayakan setiap tahun pada hari Minggu kedua bulan Mei (tahun ini jatuh pada tanggal 12 Mei). Perayaan untuk para ibu semakin populer di Tiongkok karena bersikap baik kepada orang tua merupakan hal yang penting dalam budaya Tiongkok.

Di Tiongkok, rasa hormat kepada orang tua dan bakti kepada orang tua merupakan prinsip tradisional yang penting. Untuk merayakan hari istimewa ini, orang-orang Tiongkok mengirimkan pesan-pesan manis dan menunjukkan kasih sayang serta rasa terima kasih mereka. Selain itu, banyak anak muda Tiongkok yang mencari kegiatan-kegiatan khusus di Hari Ibu dan ide-idenya pun menjadi semakin unik.

Salah satu tradisi yang sudah menjadi kebiasaan adalah mempersembahkan bunga anyelir kepada para ibu. Namun, beberapa tahun terakhir ini, seratus cendekiawan Tiongkok telah menganjurkan agar perayaan tersebut dipindahkan ke hari ulang tahun ibu filsuf terkenal Mencius (孟子 Mèng Zǐ), dan agar bunga anyelir diganti dengan bunga lili, bunga yang biasa ditanam para ibu di masa lalu ketika seorang anak meninggalkan rumah.

Ibu Mencius adalah tokoh perempuan dalam budaya Tiongkok. Kisah Ibu Mencius (孟母三遷 mèngmǔ-sānqiān”) menceritakan bahwa ibu ini berpindah rumah sebanyak tiga kali untuk mencari lokasi yang tepat untuk membesarkan anaknya. Judul cerita 孟母三遷 (lit. Ibu Mencius Tiga Kali Pindah) menjadi salah satu chengyu tradisional yang paling terkenal dan mengacu pada pentingnya menemukan lingkungan yang tepat untuk membesarkan anak.

Ayah Mencius meninggal saat Mencius masih sangat muda. Ibunya, Zhǎng (仉) membesarkan putranya sendirian. Mereka sangat miskin. Awalnya mereka tinggal di dekat kuburan, di mana sang ibu mendapati putranya meniru pelayat bayaran dalam prosesi pemakaman. Oleh karena itu, sang ibu memutuskan untuk pindah. Rumah berikutnya berada di dekat pasar di kota itu. Di sana, anak laki-laki itu mulai meniru teriakan para pedagang (pedagang dipandang hina di Tiongkok kuno). Jadi, sang ibu pindah ke rumah di sebelah sekolah. Terinspirasi oleh para cendekiawan dan siswa, Mencius mulai belajar. Ibunya memutuskan untuk tetap tinggal, dan Mencius menjadi seorang cendekiawan.

Di Tiongkok, membangun keluarga bahagia merupakan tanda kesuksesan. Jadi, semua yang dilakukan orang tua akan berujung pada kebahagiaan anak-anak mereka. Sebagian besar uang yang mereka tabung atau investasikan adalah untuk membantu anak-anak mereka bersekolah di sekolah swasta, belajar di luar negeri, membeli mobil, atau bahkan apartemen.

Mengenai hal-hal yang bersifat non-material, muncul fenomena baru: “pembelajaran orangtua-anak” (亲子共学 qīnzǐ gòngxué). Konsepnya adalah mengadakan kelas mingguan di mana orangtua dan anak berpartisipasi bersama-sama untuk membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan memperkuat hubungan orangtua-anak.

Pusat-pusat kegiatan dan lembaga pendidikan di seluruh negeri semuanya berfokus pada hal ini untuk mendobrak cara mengajar tradisional dan menggabungkan belajar dengan kegiatan orang tua-anak di luar kelas.

Pada Hari Ibu, ibu-ibu muda memiliki kesempatan lain untuk memiliki momen kebersamaan dengan anak mereka (para ayah atau kakek-nenek tentu saja juga dapat berpartisipasi). Mereka dapat mempelajari banyak hal, seperti membuat kue bulan.