Rangkuman Berita Asia: Topan Gaemi menimbulkan malapetaka di Asia, dan masih banyak lagi

Berikut beberapa berita dari seluruh Asia yang mungkin Anda lewatkan minggu ini.

Topan Gaemi yang dahsyat telah melanda Asia Tenggara dan Timur, menyebabkan sedikitnya 40 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka. Di Filipina, sedikitnya 33 orang tewas dan lebih dari 600.000 orang mengungsi akibat topan tersebut, yang membanjiri Manila dan kota-kota terdekat pada hari Rabu, memaksa pihak berwenang untuk menutup sekolah dan kantor, membatalkan penerbangan, dan menyatakan keadaan bencana di wilayah yang merupakan rumah bagi 13 juta orang. Topan tersebut kemudian berbalik menuju wilayah Taiwan di Tiongkok, tempat ia mendarat pada hari Kamis pagi, menewaskan tujuh orang dan melukai 785 orang. Di daratan Tiongkok, Pusat Meteorologi Nasional mengeluarkan peringatan biru untuk badai tersebut, yang mendorong pihak berwenang di Provinsi Fujian untuk merelokasi 156.800 penduduk. Tujuh puluh tiga rute feri penumpang di sepanjang pantai provinsi tersebut ditangguhkan dan 97 penerbangan dibatalkan.

Raja miliarder Malaysia Sultan Ibrahim Iskandar dilantik pada hari Sabtu, enam bulan setelah ia dilantik untuk masa jabatan lima tahun di bawah sistem monarki bergilir yang unik. Sembilan penguasa negara etnis Melayu bergantian menjadi raja Malaysia untuk masa jabatan lima tahun di bawah satu-satunya sistem seperti itu di dunia, yang dimulai ketika Malaysia memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1957. Malaysia memiliki 13 negara bagian, tetapi hanya sembilan yang memiliki keluarga kerajaan. Sultan Ibrahim, salah satu orang terkaya di negara itu, memiliki kerajaan bisnis yang luas mulai dari real estat hingga telekomunikasi. Raja berusia 65 tahun itu berasal dari negara bagian Johor selatan.

Liburan musim panas untuk anak-anak sekolah di Pakistan selatan telah diperpanjang dua minggu karena suhu tinggi yang memengaruhi lebih dari 100.000 sekolah, menurut pengumuman pejabat pendidikan pada hari Selasa. “Kami memutuskan untuk menutup sekolah selama 14 hari tambahan demi kesejahteraan anak-anak,” kata Atif Vighio, juru bicara departemen pendidikan di provinsi Sindh, kepada kantor berita AFP. Pakistan berjuang melewati serangkaian gelombang panas pada bulan Mei dan Juni, dengan suhu mencapai lebih dari 50 derajat Celsius. Surat kabar Dawn negara itu menyatakan, “Keputusan itu diambil oleh Departemen Pendidikan dan Literasi Sekolah Sindh mengingat gelombang panas tersebut.”

Jumlah warga negara Jepang turun paling cepat pada tahun 2023 sejak pengumpulan data dimulai pada tahun 1960-an, menandai penurunan paling tajam yang pernah ada dan turun selama 15 tahun berturut-turut, survei pemerintah menunjukkan pada hari Rabu. Hal ini menambah tekanan pada sistem jaminan sosial negara dan menyusutnya pasar tenaga kerja. Populasi warga negara Jepang turun lebih dari 800.000 menjadi 121,6 juta tahun lalu, menurut Kementerian Dalam Negeri. Populasi yang berkurang menimbulkan banyak tantangan bagi negara, termasuk kekurangan tenaga kerja.

(Sampul: Ombak besar di Pantai Zhanqiao, yang ditutup untuk pengunjung karena Topan Gaemi, di Kota Qingdao, Provinsi Shandong, 26 Juli 2024. /CFP)