Rusia berharap Armenia dan Azerbaijan akan melanjutkan perundingan perdamaian mereka, kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Selasa, setelah adanya laporan mengenai ketegangan militer di dekat perbatasan kedua negara.
Sebelumnya pada hari Selasa, Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan bahwa empat tentara Armenia tewas di perbatasan selatan akibat tembakan dari Azerbaijan. Pihak berwenang Azerbaijan menyebutnya sebagai “operasi pembalasan” sebagai tanggapan atas provokasi sebelumnya.
Dinas perbatasan Azerbaijan mengatakan bahwa mereka akan membalas dengan “tindakan yang lebih serius dan tegas” terhadap setiap provokasi di masa mendatang.
Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan dalam pernyataan Telegram bahwa tembakan Azerbaijan mengakibatkan empat orang tewas dalam aksi dan satu orang terluka di pihak Armenia.
“Insiden semacam itu, paling tidak, tidak berkontribusi pada kemajuan proses negosiasi ini, tetapi kami berharap proses ini akan dilanjutkan,” kata Peskov, seraya menambahkan bahwa kontak Rusia dengan kedua belah pihak akan dilanjutkan.
Juru bicara tersebut menyebut insiden tersebut sebagai “berita yang mengkhawatirkan,” dan mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri dan menghindari tindakan lebih lanjut yang dapat dianggap provokatif oleh pihak lawan.
Pada hari Senin, Kantor Berita Negara Azerbaijan AZERTAC, mengutip dinas perbatasan negara itu, melaporkan bahwa seorang penjaga perbatasan Azerbaijan terluka akibat penembakan dari Armenia. Selanjutnya, Baku dan Yerevan saling menuduh melakukan penembakan di perbatasan.
Armenia dan Azerbaijan berselisih pendapat mengenai wilayah sengketa Nagorno-Karabakh, yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan. Pada bulan Desember 2023, kedua negara mencapai kesepakatan untuk mengambil langkah-langkah membangun kepercayaan dengan membebaskan tawanan perang setelah negosiasi langsung pertama mereka tanpa melibatkan mediator.
(Dengan masukan dari Xinhua)
(Sampul: Parit di pos pemeriksaan perbatasan antara Armenia dan Azerbaijan dekat desa Sotk, Armenia, 18 Juni 2021. /CFP)