Sampel bulan Chang'e-6 di Laboratorium Sampel Bulan di Observatorium Astronomi Nasional Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok. /CMG

Sampel bulan Chang’e-6 di Laboratorium Sampel Bulan di Observatorium Astronomi Nasional Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok. /CMG

Sampel bulan Chang’e-6 di Laboratorium Sampel Bulan di Observatorium Astronomi Nasional Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok. /CMG

Misi bulan Chang’e-6 milik Tiongkok berhasil mencapai prestasi bersejarah dalam mengumpulkan sampel dari sisi terjauh bulan, dengan membawa pulang 1.935,3 gram material berharga. Ini menandai pertama kalinya dalam sejarah manusia bahwa sampel penelitian diperoleh dari sisi terjauh bulan.

Sampel-sampel tersebut disegel dalam wadah penyimpanan kedap udara yang dirancang khusus untuk dibawa kembali ke Bumi. Kini, hampir tiga bulan kemudian, material luar angkasa yang berharga ini telah dibuka segelnya.

Seorang reporter dari China Media Group (CMG) baru-baru ini memperoleh akses eksklusif ke Laboratorium Sampel Bulan di Observatorium Astronomi Nasional, Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok.

Sampel bulan Chang'e-5 (atas) dan sampel Chang'e-6. /CMG

Sampel bulan Chang’e-5 (atas) dan sampel Chang’e-6. /CMG

Sampel bulan Chang’e-5 (atas) dan sampel Chang’e-6. /CMG

Di laboratorium, sampel dibagi menjadi 10 gelas kaca, yang masing-masing beratnya sekitar 150 gram. Dibandingkan dengan sampel bulan Chang’e-5, warna sampel Chang’e-6 tampak sedikit lebih terang karena komposisi mineralnya yang berbeda.

Peneliti Tiongkok telah menemukan perbedaan utama antara sampel bulan yang dikumpulkan oleh misi Chang’e-6 dan yang dikumpulkan oleh Chang’e-5, menurut makalah penelitian pertama tentang sampel Chang’e-6 yang diterbitkan pada hari Selasa.

Tim peneliti menemukan bahwa sampel tanah Chang’e-6 memiliki kepadatan yang lebih rendah daripada sampel sebelumnya, yang menunjukkan komposisi yang lebih berpori dan berstruktur longgar. Kandungan plagioklas pada sampel Chang’e-6 secara signifikan lebih tinggi daripada sampel Chang’e-5, sementara kandungan olivinnya secara signifikan lebih rendah.

Makalah penelitian tersebut diterbitkan dalam jurnal National Science Review.

Categorized in:

Berita,

Last Update: 22 September 2024