Foto arsip juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian saat konferensi pers rutin di Beijing, Tiongkok. /Kementerian Luar Negeri Tiongkok
Foto arsip juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian saat konferensi pers rutin di Beijing, Tiongkok. /Kementerian Luar Negeri Tiongkok
Tiongkok tetap berkomitmen untuk menyelesaikan perselisihan dengan Uni Eropa mengenai kendaraan listrik (EV) Tiongkok di pasar Eropa melalui dialog, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada hari Rabu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian mengatakan kepada media dalam jumpa pers rutin bahwa Tiongkok telah mengusulkan solusi fleksibel untuk sengketa tersebut. Akan tetapi, UE terus menolak usulan Tiongkok dan gagal memberikan usulan balasan yang spesifik meskipun mengklaim bersedia mengatasi perbedaan melalui dialog.
Ia mengatakan penyelidikan antisubsidi terhadap kendaraan listrik China yang diprakarsai Komisi Eropa merupakan tindakan proteksionisme dan manuver politik yang khas.
Penyelidikan Uni Eropa mengabaikan fakta objektif, mengabaikan aturan Organisasi Perdagangan Dunia, bertentangan dengan tren historis dan merusak transisi hijau Uni Eropa serta upaya global untuk memerangi perubahan iklim, kata Lin.
UE mulai mengenakan tarif tambahan sementara berkisar antara 17,4 persen hingga 37,6 persen pada impor kendaraan listrik Tiongkok mulai 5 Juli 2024, dengan periode empat bulan di mana keputusan akhir tentang bea masuk definitif akan dibuat.
Juru bicara Tiongkok pada hari Rabu menyatakan harapan bahwa UE dapat menunjukkan ketulusan dan mengambil tindakan untuk mempertimbangkan kekhawatiran dan saran yang wajar dari industri kendaraan listrik Tiongkok.
Jika Komisi Eropa bersikeras pada pendekatan unilateralnya, Tiongkok akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk dengan tegas membela hak dan kepentingan sah bisnis dan industri Tiongkok, kata Lin.
