Perusahaan pembuat obat besar Jepang, Kobayashi Pharmaceutical Company, menemukan penicillium, sejenis jamur, di pabriknya pada tahun 2022 dan mengabaikan masalah tersebut, menurut laporan investigasi yang dirilis pada hari Selasa.

Laporan tersebut dibuat oleh sekelompok pengacara eksternal yang diminta perusahaan untuk menyelidiki krisis kesehatan atas suplemennya yang mengandung beras ragi merah atau “Benikoji.”

Suplemen yang dimaksudkan untuk menurunkan kolesterol itu kemungkinan terkait dengan lebih dari seratus kematian orang. Namun, hanya lima kematian terkait suplemen itu yang telah tercatat secara resmi di Kementerian Kesehatan Jepang.

Pejabat Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang melakukan investigasi di pabrik Kobayashi Pharmaceutical di Osaka, Jepang, 30 Maret 2024. /CFP

Pejabat Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang melakukan investigasi di pabrik Kobayashi Pharmaceutical di Osaka, Jepang, 30 Maret 2024. /CFP

Pejabat Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang melakukan investigasi di pabrik Kobayashi Pharmaceutical di Osaka, Jepang, 30 Maret 2024. /CFP

Menurut laporan tersebut, sebuah pabrik Kobayashi Pharmaceutical di Osaka menemukan penisilin menempel di bagian dalam wadah bahan baku suplemen tersebut pada November 2022, dua tahun sebelum perusahaan tersebut berbicara kepada publik tentang masalah kesehatan tersebut pada 22 Maret 2024.

“Kadang-kadang penicillium mungkin tercampur,” kata seorang pekerja administrasi di pabrik tersebut, seraya menambahkan bahwa pabrik tidak melihat penemuan itu sebagai masalah.

Laporan itu juga mengatakan perusahaan tersebut gagal memberi tahu publik dengan cepat tentang informasi yang dimilikinya, karena menerima banyak pertanyaan dari konsumen tentang kesehatan mereka pada bulan Januari tetapi baru mengungkapkan apa yang diketahuinya dan menarik kembali produk yang relevan dua bulan kemudian. Perusahaan tersebut juga tidak melakukan penyelidikan terhadap manufakturnya hingga setelah masalah tersebut diketahui publik, kata laporan itu.

Laporan itu juga menyerukan agar staf manajemen senior bertanggung jawab atas masalah tersebut.

Kobayashi Pharmaceutical mengadakan rapat pada hari Selasa di mana ketuanya, Kazumasa Kobayashi, dan Presiden, Akihiro Kobayashi, diminta untuk mengundurkan diri.

(Sampul: Pabrik Kobayashi Pharmaceutical di Osaka, Jepang, 30 Maret 2024. /CFP)

Categorized in:

Berita,

Last Update: 26 July 2024